November 26, 2014
Ternyata Ganja Bisa Lawan Tumor Otak
Ganja siap yang tidak tahu. Tumbuhan yang dilarang
penggunaan oleh negara, karena bisa memabukan serta merusakkan jiwa ini,
ternyata punya juga manfaatnya dalam kesehatan dan telah dibuktikan.
Karena, tumbuhan ini selain menghancurkan beberapa
sel kanker, tanaman yang punya nama latin Cannabis sativa ini ternyata
efektif melawan tumor otak.
Sebuah studi terbaru yang dilakukan pada tikus menunjukkan, bila dikombinasikan dengan terapi radiasi, ganja secara efektif dapat mengecilkan salah satu jenis tumor yang paling agresif, yaitu tumor otak.
Dalam makalah yang diterbitkan di jurnal Molecular Cancer Therapies, tim peneliti dari St George University of London menguraikan "pengurangan dramatis" yang mereka amati pada glioma massa, bentuk mematikan dari kanker otak, ketika diobati dengan mengombinasi radiasi dan dua senyawa ganja yang dikenal sebagai cannabinoid.
Dalam banyak kasus, terbukti tumor menyusut sampai sepersepuluh ukurannya semula.
"Cannabinoids dapat berperan dalam mengobati salah satu kanker yang paling agresif pada orang dewasa. Hasilnya menjanjikan," kata Dr. Wai Liu, salah satu peneliti.
Penelitian mengenai manfaat ganja dalam pengobatan kanker memang bukan hal baru. Namun, Liu dan timnya adalah yang pertama meneliti efek kombinasi ganja dengan terapi radiasi. "Hasil akhirnya lebih kuat dalam mengecilkan tumor," katanya.
Dalam penelitiannya, Liu mengamati tikus yang sebelumnya sudah diinfeksi glioma (tumor otak) lalu diobati dengan dua macam terapi, yakni radiasi saja atau kombinasi antara radiasi dan senyawa ganja.
Senyawa yang dipakai adalah THC, senyawa psikoaktif yang terkait dengan sensasi "high", dan CBD, yang tidak menghasilkan efek samping psikoaktif.
Mereka menemukan bahwa pengobatan tumor yang terbaik adalah memakai dosis rendah, baik THC dan CBD bila digunakan secara bersama, membuat tumor lebih mudah merespon radiasi.
Penggunaan dua senyawa itu dalam dosis rendah ternyata juga menghasilkan efek yang sama jika memakai salah satu komponen dalam dosis tinggi. Ini penting karena dengan demikian efek samping yang dialami pasien juga lebih sedikit.
THC dan CBD merupakan dua dari puluhan senyawa kimia yang ditemukan dalam tanaman ganja. Tim ilmuwan dari Inggris tahun lalu menemukan bahwa kombinasi dari enam cannabinoids murni yang berbeda dapat membunuh sel-sel kanker leukemia.
Sementara itu, THC saja telah terbukti mengurangi ukuran tumor kanker dan menghentikan penyebaran HIV. CBD juga memiliki efek positif pada anak-anak dan orang dewasa yang menderita gangguan kejang yang berat.
Walau begitu, di banyak negara ganja masih tergolong dalam obat-obatan terlarang. Walau ada beberapa negara yang melegalkan ganja untuk tujuan pengobatan, tapi para ahli berpendapat kurangnya dukungan pemerintah terhadap pemakaian ganja di bidang kesehatan membuat manfaat tanaman ini kurang dipahami secara baik.
Sebuah studi terbaru yang dilakukan pada tikus menunjukkan, bila dikombinasikan dengan terapi radiasi, ganja secara efektif dapat mengecilkan salah satu jenis tumor yang paling agresif, yaitu tumor otak.
Dalam makalah yang diterbitkan di jurnal Molecular Cancer Therapies, tim peneliti dari St George University of London menguraikan "pengurangan dramatis" yang mereka amati pada glioma massa, bentuk mematikan dari kanker otak, ketika diobati dengan mengombinasi radiasi dan dua senyawa ganja yang dikenal sebagai cannabinoid.
Dalam banyak kasus, terbukti tumor menyusut sampai sepersepuluh ukurannya semula.
"Cannabinoids dapat berperan dalam mengobati salah satu kanker yang paling agresif pada orang dewasa. Hasilnya menjanjikan," kata Dr. Wai Liu, salah satu peneliti.
Penelitian mengenai manfaat ganja dalam pengobatan kanker memang bukan hal baru. Namun, Liu dan timnya adalah yang pertama meneliti efek kombinasi ganja dengan terapi radiasi. "Hasil akhirnya lebih kuat dalam mengecilkan tumor," katanya.
Dalam penelitiannya, Liu mengamati tikus yang sebelumnya sudah diinfeksi glioma (tumor otak) lalu diobati dengan dua macam terapi, yakni radiasi saja atau kombinasi antara radiasi dan senyawa ganja.
Senyawa yang dipakai adalah THC, senyawa psikoaktif yang terkait dengan sensasi "high", dan CBD, yang tidak menghasilkan efek samping psikoaktif.
Mereka menemukan bahwa pengobatan tumor yang terbaik adalah memakai dosis rendah, baik THC dan CBD bila digunakan secara bersama, membuat tumor lebih mudah merespon radiasi.
Penggunaan dua senyawa itu dalam dosis rendah ternyata juga menghasilkan efek yang sama jika memakai salah satu komponen dalam dosis tinggi. Ini penting karena dengan demikian efek samping yang dialami pasien juga lebih sedikit.
THC dan CBD merupakan dua dari puluhan senyawa kimia yang ditemukan dalam tanaman ganja. Tim ilmuwan dari Inggris tahun lalu menemukan bahwa kombinasi dari enam cannabinoids murni yang berbeda dapat membunuh sel-sel kanker leukemia.
Sementara itu, THC saja telah terbukti mengurangi ukuran tumor kanker dan menghentikan penyebaran HIV. CBD juga memiliki efek positif pada anak-anak dan orang dewasa yang menderita gangguan kejang yang berat.
Walau begitu, di banyak negara ganja masih tergolong dalam obat-obatan terlarang. Walau ada beberapa negara yang melegalkan ganja untuk tujuan pengobatan, tapi para ahli berpendapat kurangnya dukungan pemerintah terhadap pemakaian ganja di bidang kesehatan membuat manfaat tanaman ini kurang dipahami secara baik.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment