January 10, 2015
Suka Selfie Tanda-tanda Psikopat?
Giat Sehat |
Di era
sekarang ini, kita mencari smart phone
(telepon genggam), pasti yang menyediakan kameranya. Karena, kalau tanpa
perangkap itu, kesannya sangat tertinggal, apalagi untuk mengabadikan sesuatu.
Kata
orang, ah ketinggalan jaman tu smart
phone nya. Karena tidak bisa jepret sana-sini. Apalagi sekarang jamannya
jepretnya diri sendiri atau sering dikenal dengan selfie. Wah, gak gaul HP loh,
gak bisa selfie.
Nah,
ternyata, sebuah
penelitian yang dilakukan oleh Ohio State University mengungkapkan kalau
orang-orang yang sering selfie merupakan tanda-tanda psikopat. Karena mereka
cenderung memiliki karakter narsis, impulsif, dan kurang empati.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Personality and Individual Differences ini juga menggambarkan karakter psikopat yang ditandai dengan impulsif dan kurangnya empati. "Mereka selalu ingin melihat dirinya sendiri dan tidak berpikir kalau hal tersebut bisa mengganggu," kata asisten Profesor Komunikasi, Jesse Fox, pada Dailymail.
Dalam menemukan hasil studi ini, peneliti tidak sembarangan karena mereka melakukan survei terhadap 800 orang berusia antara 18 dan 40 tahun. Mereka diminta mengisi kuesioner psikologis yang menentukan ciri-ciri kepribadian termasuk pertanyaan seberapa sering memasang foto selfie di media sosial.
Yang lebih menarik, mereka memiliki skor tinggi pada ciri kepribadian anti sosial, psikopati, dan lebih rentan terhadap diri objektifikasi.
"Kebanyakan orang tidak berpikir bahwa pria malas melakukan hal semacam itu, tetapi mereka yang narsis pasti melakukannya. Padahal kita tahu kalau keegoisan itu dapat menyebabkan banyak hal-hal buruk, seperti depresi dan gangguan makan pada wanita. Tapi tidak ada yang bisa disalahkan, karena semua ini muncul dari meningkatnya penggunaan jejaring sosial, dan semua orang jadi lebih peduli dengan penampilan mereka," kata Fox.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Personality and Individual Differences ini juga menggambarkan karakter psikopat yang ditandai dengan impulsif dan kurangnya empati. "Mereka selalu ingin melihat dirinya sendiri dan tidak berpikir kalau hal tersebut bisa mengganggu," kata asisten Profesor Komunikasi, Jesse Fox, pada Dailymail.
Dalam menemukan hasil studi ini, peneliti tidak sembarangan karena mereka melakukan survei terhadap 800 orang berusia antara 18 dan 40 tahun. Mereka diminta mengisi kuesioner psikologis yang menentukan ciri-ciri kepribadian termasuk pertanyaan seberapa sering memasang foto selfie di media sosial.
Yang lebih menarik, mereka memiliki skor tinggi pada ciri kepribadian anti sosial, psikopati, dan lebih rentan terhadap diri objektifikasi.
"Kebanyakan orang tidak berpikir bahwa pria malas melakukan hal semacam itu, tetapi mereka yang narsis pasti melakukannya. Padahal kita tahu kalau keegoisan itu dapat menyebabkan banyak hal-hal buruk, seperti depresi dan gangguan makan pada wanita. Tapi tidak ada yang bisa disalahkan, karena semua ini muncul dari meningkatnya penggunaan jejaring sosial, dan semua orang jadi lebih peduli dengan penampilan mereka," kata Fox.
Salah satu
psikiater terkemuka di London, Dr David Veale mengatakan, dua dari tiga
pasiennya yang sering selfie menderita dismorfik Disorder (penyakit mental
kronis). Penderita penyakit ini dapat menghabiskan berjam-jam hanya untuk
mengambil gambar yang tidak menunjukkan cacat atau kekurangan dalam penampilan
mereka.
Dalam satu kasus ekstrim, terjadi pada seorang remaja Inggris yaitu Danny Bowman yang mencoba bunuh diri karena dia tidak puas dengan foto selfies yang diambilnya sendiri. Dia begitu putus asa untuk menarik perhatian anak perempuan, dan menghabiskan 10 jam sehari mengambil lebih dari 200 selfies.
Dalam sebuah artikel Psychology Today, psikolog, Dr Pamela Rutledge juga mengatakan kalau selfie sering memicu persepsi memanjakan diri atau mencari perhatian sehingga mengakibatkan ketergantungan sosial yang membahayakan diri.
Dalam satu kasus ekstrim, terjadi pada seorang remaja Inggris yaitu Danny Bowman yang mencoba bunuh diri karena dia tidak puas dengan foto selfies yang diambilnya sendiri. Dia begitu putus asa untuk menarik perhatian anak perempuan, dan menghabiskan 10 jam sehari mengambil lebih dari 200 selfies.
Dalam sebuah artikel Psychology Today, psikolog, Dr Pamela Rutledge juga mengatakan kalau selfie sering memicu persepsi memanjakan diri atau mencari perhatian sehingga mengakibatkan ketergantungan sosial yang membahayakan diri.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment