April 03, 2015
Hati-Hati Terhadap Buah-buahan Berbahan Kimia
Sumber kehidupan kita adalah makan dan minum. Keduanya dibutuhkan manusia untuk tetap hidup dan memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Sayangnya, makanan dan minuman pun bisa menjadi sumber penyakit yang mengancam kesehatan manusia.
Kasubdit Penerapan dan Pengawasan Keamanan Pangan Kementerian Pertanian Ita Munardini mengatakan, masih banyak pangan sebagai sumber makanan yang tidak diolah dengan benar sehingga berdambak bagi kesehatan. Salah satunya pada sayuran maupun buah-buahan.
Ita mengungkapkan, masih banyak buah-buahan “berkosmetik” atau dipoles dengan bahan kimia yang berlebihan agar terlihat bagus saat dijual di pasaran.
“Sebetulnya, jangan berbangga ketika melihat tomat, wortel, atau apapun yang disajikan sangat cantik sekali. Itu buah-buahan berkosmetik,” kata Ita dalam diskusi Keamanan Pangan di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta..
Buah-buahan tersebut rupanya disemprot bahan kimia pestisida tidak sesuai dosis yang ditetapkan Kementerian Pertanian. Sering kali pestisida disemprotkan pada buah-buahan dua hari sekali atau sebelum panen. Padahal, aturan pemberian pestisida hanya dua minggu sekali.
Menurut Ita, banyak petani yang melakukannya agar saat hasil panen didistribusikan ke pasar tidak ada lagi hama penyakit dan organisme pengganggu tanaman. Ada pula yang mencampur jenis pestisida dengan alasan agar lebih ampuh memberantas hama.
“Pestisida tidak boleh dicampur atau oplos dengan lainnya karena akan memperkuat daya racunnya. Itu sudah ada aturan seperti itu, tapi memang penggunannya di lapangan masih banyak yang melanggar,” ujar Ita.
Selain itu, buah-buahan juga kerap diberikan pengawet agar tidak cepat busuk. Akibatnya, manusia pun akan konsumsi buah-buahan maupun sayuran yang mengandung bahan kimia.
Paparan pestisida yang berlebihan dan terus menerus pada sumber makanan manusia dapat menyebabkan berbagai macam penyakit seperti kanker, gangguan saraf, lever, hingga kelumpuhan. Untuk itu, cucilah buah-buahan maupun sayuran dengan bersih sebelum dimakan.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment