October 23, 2015
Cegah Pembekuan Darah Dengan Cara Ini
Kurang gerak, akibat terlalu lama duduk atau
berbaring, hati-hati, karena bisa terjadi pembekuan darah yang dapat menyumbat
pembuluh darah atau disebut trombosis dan bisa berakibat fatal.
Seperti dikutip dilaman kompas.com, menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam-Konsultan
Hematologi Onkologi Medik Cosphiadi Irawan, bahwa sekitar 70 persen trombosis
tidak memunculkan gejala awal sehingga sering disebut pembunuh diam-diam.
"Masalahnya bagaimana kalau gejalanya
enggak muncul. Jadi, lebih penting mencegah trombosis terjadi," ujar
Cosphiadi dalam diskusi memeringati World Thrombosis Day di Jakarta, Selasa
(20/10/2015).
Cosphiadi pun memaparkan beberapa langkah untuk mencegah trombosis. Utamanya, bergeraklah ketika terlalu lama duduk atau berbaring. Perlu diketahui, trombosis sering kali terjadi akibat kurang gerak.
Cosphiadi pun memaparkan beberapa langkah untuk mencegah trombosis. Utamanya, bergeraklah ketika terlalu lama duduk atau berbaring. Perlu diketahui, trombosis sering kali terjadi akibat kurang gerak.
Berada dalam posisi tubuh yang sama selama berjam-jam bisa menyebabkan
perlambatan aliran darah atau stasis. "Lakukan gerakan relaksasi pada
tungkai bawah pada saat duduk perjalanan panjang," jelas Cosphiadi.
Dokter dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ini menjelaskan, duduk dan tidak bergerak selama 90 menit saja sudah bisa menyebabkan stasis. Meluruskan kaki, melakukan pergerakan ringan, hingga berjalan-jalan akan sangat membantu mencegah terjadinya perlambatan aliran darah yang memicu terjadinya pembekuan darah.
Pencegahan lainnya, yaitu dengan menjaga berat badan ideal. Sebab, salah satu faktor risiko terjadinya trombosis adalah obesitas atau kelebihan berat badan. Kemudian, ketahui apakah ada riwayat keluarga yang pernah terkena pembekuan darah.
Selain stasis, pemicu trombosis adalah kekentalan darah dan adanya kerusakan atau kelainan pembuluh darah. Sangat penting melakukan aktivitas fisik untuk mencegah trombosis. Chospiadi mengungkapkan, berdasarkan penelitian, aktivitas fisik bisa menurunkan risiko trombosis. Selain kurang gerak, trombosis lebih berisiko pada orang yang merokok, usia di atas 45 tahun, dan ibu hamil.
Dokter dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ini menjelaskan, duduk dan tidak bergerak selama 90 menit saja sudah bisa menyebabkan stasis. Meluruskan kaki, melakukan pergerakan ringan, hingga berjalan-jalan akan sangat membantu mencegah terjadinya perlambatan aliran darah yang memicu terjadinya pembekuan darah.
Pencegahan lainnya, yaitu dengan menjaga berat badan ideal. Sebab, salah satu faktor risiko terjadinya trombosis adalah obesitas atau kelebihan berat badan. Kemudian, ketahui apakah ada riwayat keluarga yang pernah terkena pembekuan darah.
Selain stasis, pemicu trombosis adalah kekentalan darah dan adanya kerusakan atau kelainan pembuluh darah. Sangat penting melakukan aktivitas fisik untuk mencegah trombosis. Chospiadi mengungkapkan, berdasarkan penelitian, aktivitas fisik bisa menurunkan risiko trombosis. Selain kurang gerak, trombosis lebih berisiko pada orang yang merokok, usia di atas 45 tahun, dan ibu hamil.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment